Mendesain esensi kehidupan sesuai keinginan
Yolo Booksight #3
Mendesain esensi kehidupan sesuai keinginan
Yolanda Krisnadita
Yolo Booksight! #3
Lanjutan kegiatan Yolo Booksight, menceritakan insight yang saya dapatkan setelah membaca buku. Uwuw..
Kegiatan ini baik adanya diinisiasi sama Idola kita semua akak Lona dengan #BacaBikinHebat.
Nah bagi kalian yang baca terus ingin gabung boleh banget langsung aja KLIK SAYA!
Tanpa perlu berlama-lama ini dia insightnya.
Essentialism The Diciplined Persuit Of Less (2014)
Greg McKeown
The power of less but better
Kalimat pertama dalam buku Essentialism ini membuat saya penasaran bagaimana hanya dengan menggunakan sesuatu yang terbatas kita bisa membuatnya menjadi lebih baik.
Buku ini juga buku pertama saya dalam versi asli bukan terjemahan, jadi agak effort untuk menerjemahkan beberapa kata baru yang belum saya temui.
Buku ini juga merupakan jawaban untuk bagaimana kita dapat menemukan esensi dalam diri, Bagaimana kita dapat mengerjakan sesuatu yang benar-benar penting serta membedakan apakah kita hanya sibuk atau benar-benar produktif dalam bekerja.
Terdapat 4 bagian penting yang dikupas dalam buku ini, selain itu buku ini juga memberikan macam-macam perbedaan cara berfikir orang yang yang beresensial dan tidak beresensial.
Pertama: Essence
Bagian pertama ini kita perlu untuk mengenali mindset dari seorang esensialisme (essentialism). Mindset dalam esensialisme ini kita perlu untuk memusatkan energi yang kita miliki hanya pada satu bidang saja. Dalam hal ini kita perlu benar-benar untuk memilih kemana energi kita untuk dipusatkan.
Sebagai contoh, saat ini saya melakukan pekerjaan sebagai HR, melakukan travelling dan mengerjakan bantuan permintaan client diluar pekerjaan pokok saya sebagai HR.
Apa yang saya lakukan ini bukan merupakan esensialisme. Maka maindset saya harus diubah dengan melakukan sedikit pekerjaan dimana saya bisa memusatkan energi saya untuk melakukan hal tersebut.
Kedua: Explore
Untuk menemukan esensi dan memusatkan energi kita pada esensi tersebut maka kita perlu melakukan eksplorasi dengan berbagai cara seperti mencoba hal-hal baru diluar dari apa yang biasa kita lakukan. Melihat apa yang ada di sekitar kita, bermain untuk membebaskan iner child kita, tidur untuk melindungi aset paling berharga tubuh kita, terkahir dalm melakukan eksplorasi kita perlu memilih apa yang akan dilakukan.
Ketiga: Eliminate
Eliminasi dalam konsep esensialisme diperlukan untuk membuat batasan pada diri untuk hanya melakukan sedikit dan apa yang benar-benar penting untuk kita lakukan. Dimulai dari memiliki keputusan yang jelas (clarify) lalu menjadikannya tantangan dengan berani untuk mengatakan ‘TIDAK’ untuk setiap keputusan ragu-ragu sehingga keputusan absolute yang dimiliki hanyalah ‘YA’ .
Keempat: Execute
Bagian ke empat melakukan eksekusi pada pilihan yang sudah menjadi fokus kita dengan upaya yang sedikit. Sampai pada akhirnya kita menjadi orang-orang hidup dalam esensialisme.
Tulisan saya ini hanya poin-poin umum saja. Penerapan ilmu dalam buku ini sangat bagus sekali. Sayapun saat ini masih mempelajari buku ini dengan beberapa kali mengulang untuk dibaca karena dalam buku ini juga ada cara langkah demi langkah mewujudkan kehidupan yang beresensialisme sesuai keinginan saya.
Khususnya untuk bagian ke ketiga dan keempat perlu penerapan berualng-ulang.
5 Comments
Lona Putri Rikasasi
Nice post..
jadi explore yg dimaksudkan disini adalah explore di 1 hal yang sudah qt fokuskan ya?
Yolanda Krisnadita
Yuhuu benar kak
Syahrul Munir
Sampean menulis bahwa, “Apa yang saya lakukan ini bukan merupakan esensialisme…”
Kemudian setelah baca dan tahu tentang hal ini, versi Esensialisme yang Mbak Yolanda inginkan seperti apa? Sudah ada gambaran atau bahkan sudah menemukan?
admin
Wow, Massya.. Jadi untuk Essensialisme yang saya inginkan ini untuk hidup seperti Matahari yang memberikan manfaat penuh kasih dan hidup dalam kesederhanaan seperti rumput mas.
Pingback: