Hari Kesehatan Mental Sedunia 2017

10 Oktober 2017 diperingati sebagai Hari Mental Sedunia.  Dalam momen ini Ngalup Coworking Space mengadakan Sharing Session mengenai “Seberapa Sehat Mental Anda?”  secara beberapa hari ini agak sedikit mood swing karena tamu bulanan. 
Alih alih pengen ngecek aja seberapa sehat sih mentalku, mangkanya waktu diajakin sama Ariq aku langsung oke untuk join.  Dan….. Ternyata mentalku Normal
Disini pematerinya namanya Pak Prabowo,  beliau seorang Akademisi di salah satu Universitas di Malang serta pemilik dari Anima Consulting tempat psikologi gitu. Dari penjelasan beliau bahwa Mental sehat adalah ketika adanya dukungan dari kesehatan fisik dan kestabilan kejiwaan.
Bagaimana cara ukur kesehatan mental? 
Cara ukurnya selain dari menggunakan tenaga medis.  Bisa di cek pada diri sendiri apakah kondisi badan sedang fit atau tidak,  emosi yang tidak terlalu meledak-ledak, dan pastinya dalam keadaan yang cukup dalam menikmati hidup secara bahagia.
Sakit mental itu beda dengan upnormal. Ya ini tadi catatan saat belauinya pakai bahasa medis yang aku enggak begitu ngerti banget sih. Intinya sih,  orang yang mentalnya sakit belum tentu seseorang tersebut tidak normal.
Catatan faktor-faktor yang dijelaskan beliau ini adalah faktor-faktor dimulai darimana sih,  mental itu terbentuk: Ternyata mental itu dibentuk sejak masih dalam kandungan, untuk itu penting nih saat mungkin ketika akan punya anak memperhatikan. Khususnya harus dibaca  oleh suamiku nanti nih ✌️

Secara biologi saat hamil perhatikan gizi yang di konsumsi. (makan ga boleh sembaranganharus yang sehat dan bergizi)
Secara psikologi perhatikan psikologis ibu supaya tidak mempengaruhi janin. (ga boleh terlalu stress atau capek…)
Secara psikososial budaya bisa mempengaruhi kesehatan atau kondisi psikologi seseorang. (kalo ini mah buat calon mertua sama mama yang jangan terlalu banyak aturan lah yaa..  Hehehe)
Secara lingkungan hal ini mengacu pada lingkungan fisik yang suka tinggal dimana. (nah iniharus cari lingkungan tempat tinggal yang baik)

Tips kesehatan mental
1. Fisik prima 
Pola makan,  Pola Tidur,  Gaya hidup,  Olahraga.
2. Reframing Diri
Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan. Apakah individu mampu menemukan pontensi dirinya sendiri atau tidak. Lihatlah sisi positif akan sesuatu dan membuat lebih bahagia
3. Buat tujuan Hidup
Fokuslah pada apa yang telah diinginkan!
4. Hidup yang menyenangkan
Intinya menikmati hidup yang dialami, baik sedih maupun senang
Menerima masalaluOptimis saat ini,  dan Optimis masa depan
5. Luangkan waktu untuk ME TIME
Memiliki hobi yang positif. Temukan makna dari hobi, pengalaman dan juga makna hidup.
6. Pribadi yang Aktif dan Komunikatif
Orang yang depresi itu karena kurang kegiatan.
7. Pribadi yang “Jujur
Jujur pada diri sendiri.
8. Evaluasi dan perbaiki dari segi Spiritual

Terus pada sesi tanya jawab aku dapat kesempatan untuk tanya.  Boro-boro tanya yang ada aku malah curhat. 
Yah,  aji mumpung ada psikolog gratisan aku minta pendapat soal trauma masa kecilku tentang pengaruh orang ke-3 yang selalu mempengaruhi kehidupan percintaan aku sampai aku gede kayak gini. 
Beliaunya bilang kalo trauma yang pernah aku alami ini nantinya akan berdampak saat aku menikah nanti,  dan akan menjadi orang yang protective banget.  Mangkannya beliau saranin untuk coba tips berikut ini:
1. Selesaikan Masalahmu
Trauma masa kecil yang aku alami saat orang tuaku bertengkar gara-gara orang ke-3. Emang agak susah untuk dihilangkan secara instan.  Beliau bilang kalo aku harus menyelesaikan urusan masa lalu ini supaya tidak terbayang-bayang lagi. 
Dengan cara apa? Ungkapkan apa yang saat ini masih menjadi beban yang aku tanggung akibat trauma ini. Memaafkan orang tuaku atas perilaku yang pernah aku dapat saat adanya kejadian orang ke-3. Yah hal ini yang harus aku gali dan cari tahu apa yang masih menjadi beban.
2. Berfikir untuk lebih terbuka.
Karena mental protektif dan sudut pandangku yang masih bercermin dari masa lalu ini.  Maka aku menjadi orang yang kurang berfikir terbuka dan menjadi terlalu idealis akan sesuatu.  Contohnya: aku sangat berhati-hati dengan hubungan lelaki dan perempuan,  karena aku sangat menjaga jangan sampai aku menjadi orang ke-3 atau ada orang ke-3 dalam hununganku dengan pacarku. 
Yang terjadi apa?  Dalam kisah pacaranku aku menjadi over protektif,  egois.  Dan menjadi orang yang berhak memiliki seutuhnya akan seseorang,  padahal bisa dikatakan masih pacaran.  Yang ini jangan di contoh ya temanteman
Dari pernyataan beliau aku langsung kayak diingatkan akan sesuatu,  dalam sekejap di kepalaku terjadi banyak flashback terkait hubunganku. Ternyata bukan hanya aku yang menjadi korban ketika hubungan pacaran yang tidak berjalan mulus,  pasanganku pun juga menjadi korban akibat traumaku dan sikapku sendiri. 
Oke next nanti malah baper 
3. Tak apa dengan hal yang baru.
Beliau berpesan,  supaya hal ini nanti kedepannya tidak berdampak pada kehidupan pernikahanku nanti.  Sebaiknya aku selalu mencoba hal yang baru dengan cara apa?  Memperbanyak pertemanan,  selama sebuah hubungan itu masih belum kearah atau jenjang yang serius maka tidak ada salahnya untuk banyak mencoba…
Jadi kesimpulannya:
Selama pacaran tidak melawati batas-batas wajar,  maka tak mengapa untuk memperbanyak pertemanan atau hubungan.  Nanti akan bisa menilai dengan sendirinya manakah pilihan yang tepat yang bisa dijadikan untuk serius.
Aaahhhh….  Malem-malem jadi baper kan??
Serunya lagi setelah sesi tanya jawab tadi aku dapat hadiah buatan tangan dari Bapak Prabowo sendiri. Hadiahnya apa??  Ini dia… Kotak Kayuuu
Ya uda selamat malam. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *