Memahami Hingga Mengerti Jati Diri

| Apa arti sukses?

Dulu waktu umur saya sekitar 11 atau 12 tahun saya melihat iklan rokok berjudul “Diplomat Arti Kesuksesan”

Sewaktu saya kecil saya menjadi memiliki pandangan

Orang Kaya = Sukses
Rumah Besar dan Bagus = Sukses
Banyak Duit = Sukses
Punya kendaraan bermotor lebih dari 2 = Sukses
Punya Pangkat di perusahaan = Sukses
Dihormati orang = Sukses
dan lain-lain

Kesimpulannya saya: SUKSES ITU DIUKUR SECARA MATERIL DAN ORANG LAIN MENJADI SEGAN TERHADAP KITA.


Beranjak remaja muda, karena saya berada di lingkungan dan keluarga yang jatuh bangun saya merasa wajib untuk menjadi sukses di usia muda untuk membuktikan kepada orang lain dan kepada orang-orang yang telah menyakiti keluarga saya bahwa saya bisa menanggung beban mereka dengan mengejar materil supaya saya “sukses”.

Yang terjadi, saya menjadi remaja yang keras, mudah marah, stress, dan menjadi tertutup pemikirannya.

| Saya tidak mengatakan mengejar materil ini sebagai sesuatu yang tidak baik.

Berdasarkan apa yang saya ceritakan diatas, jika mau untuk menganalisa bersama ada yang salah dari mindset saya dalam memandang kesuksesan, ada yang salah dalam kesimpulan saya.

Ya, saat itu saya merasa lelah dengan apa yang saya lakukan khususnya membuat orang lain untuk segan terhadap saya. Sungguh pekerjaan yang sia-sia.

Sampai pada saya menyadari dan dikuatkan pada saat sharing session “find your purpose” pekan lalu bahwa ada 7 level kesadaran “Mengapa saya harus bekerja?”


Memahami

Start with why? bukan sebuah kalimat pertanyaan yang tanpa makna, Why atau mengapa membantu kita untuk menggali lebih dalam sebab atau reason dibalik dari apa yang saya kerjakan.

Mengapa saya bekerja disini?, Mengapa saya harus mengerjakan ini? Mengapa saya harus berurusan dengan mereka? Mengapa pekerjaan saya ini penting? Mengapa saya diperlukan di tempat ini? Mengapa saya…. bla bla bla…

Ketika saya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mencari sebab saya harus bekerja jadi menjadi paham.

“Apakah hanya sampai di situ Ferguso?”
“Tentu tidak Esmeralda”

Tahapan memahami diatas itu merupakan tahapan yang dilakukan pada alam sadar dan logika kita untuk mencari sebab atau reason dibalik dari apa yang kita kerjakan.

Selanjutnya ada hal yang menarik yang saya dapatkan dalam sharing session “find your purpose”. Apa tuuhh??

Kalo tadi tentang hal yang membuat kita sadar, selanjutnya adalah hal-hal yang tidak kita sadari Kak Bagia (pembicara dalam sahring session) tersebut bilang kalo Emosi yang kita pendam atau yang kita anggap lupakan sebenarnya masih ada dalam diri kita. dan menyimpan hal ini membuat kita menjadi sulit untuk mencari tau sebenarnya apa purpose kita.

“Ferguso, jelaskan bagaimana mencapai atau menemukan porpose itu?”
“Tenang, Esmeralda. Usah risau  akan kujelaskan perlahan”

Percayakan, dalam diri kita itu sebenarnya terkandung energi yang luar biasa? Kalo tak percaya bisa di cari di penelitian HeartMath, USA. Menyebutkan bahwa hati lebih kuat dari pada otak dalam memancarkan gelombang energi.

| Berfikir Positif itu tidak cukup! Harus Merasakan Positif juga

Hati itu tempat dimana perasaan bermuara, perasaan itu juga ada kaitannya dengan emosi. Apabila emosi atau perasaan kita masih ada yang negatif maka yang datang kepada kita juga yang negatif.

Sebagai contoh: dari kasus saya dimana saya merasa harus membuat orang lain segan terhadap saya, karena saya merasa tidak aman, merasa selalu diremehkan merasa takut ditinggalkan merasa kurang percaya diri, merasa kesepian dll. yang terjadi saya sering memaksakan apa yang ada di sekitar saya seperti diri saya, orang yang saya cintai, teman-teman saya, dll untuk mendukung apa yang ingin saya capai.

“Sedikit menyeramkan, Ferguso!”
“Ya, Esmeralda itu lah yang terjadi.”

Nah, cara termudah untuk mentransformasikan emosi-emosi negatif yang saya rasakan ini dengan melakukan meditasi. Sekali lagi beruntungnya Kak Bagia mengajarkan untuk melakukan teknik pernafasan cepat dan berteriak sekeras mungkin. Hal ini bisa dilakukan setidaknya 2 minggu sekali atau sebulan sekali pada saat matahari terbit atau matahari terbenam. Tak mengapa jika ingin dilakukan setiap hari tapi siap-siap saja suara menjadi habis.

Untuk maintennace setiap harinya bisa dengan hal yang sederhana seperti mengambil nafas dalam-dalam setiap pagi dan melakukan gratitude list kepada Tuhan, Semesta, dan Orang-orang yang terus berada di sisi kita untuk mensuport kita.


Mengerti

Testimoni Fakta: Saya mendisiplikan diri untuk melakukan hal ini, membuat saya mengerti bahwa sukses yang sebenarnya bukan hanya tentang materi, pekerjaan yang saya lakukan adalah salah satu cara saya menjawab panggilan saya untuk membantu dan melayani orang-orang yang membutuhkan saya.

Ya bagi saya pekerjan saat ini bukan hanya sarana untuk mencari materi, atau mengaktualisasikan diri, bekerja adalah panggilan saya untuk membantu dan melayani orang lain hal ini pun tidak terbatas pada jabatan ataupun tempat. Batasnya adalah waktu saya di dunia ini. Sampai Jumpa

 

 

4 Comments

  • Hendry Yoga Priyanto

    Sepertinya saya merasakan ini juga. Apalagi sebagai anak pertama ya. Hahaha 😀
    Sungguh suatu pemikiran yang berat ketika kita merasa harus sukses, tapi tidak belum tahu sukses itu apa dan harus apa

    • Yolanda Krisnadita

      Benar sekali ini mas Hendri, Anak pertama entah sudah menjadi budaya kalo harus jadi contoh yang baik untuk keluarga.

  • Sonia Cynthia

    Malam2 baca artikel yg bermanfaat, ntap mbk kdg ngukur kesuksesan dr materi ato uang aja tp dari ini jd bisa tahu pandangan sukses selain dari materi aja, ntap??

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *